Animasi

Minggu, 03 Mei 2015

Kepemimpinan sekolah/madrasah



Nama: Eka Lestari
NIM:20130720076

BAB I
PENDAHULUAN
     A. Latar Belakang
Kepemimpinan berdiri diatas dasar kepercayaan. Saat kepercayaan rapuh maka pemimpin akan segera runtuh. Sama halnya dengan sebuah kepemimpinan dalam pendidikan yang berdiri atas dasar kepercayaan. Maka dari itu hal, yang paling penting ketika menjadi seorang pemimpin adalah memberikan kepada anggota atau bawahannya, Karena dengan cara itu, seorang pemimpin akan disegani dan dihormati dalam sebuah organisasi.
Dapat kita pahami bahwa untuk menjadi seorang pemimpin dalam dunia pendidikan harus memiliki  karakter atau gaya memimpin yang pada akhirnya adalah memberikan kepercayaan kepada anggotanya demi terciptanya tujuan organisasi tersebut. Kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi selalu dihubungkan dengan kepemimpinan. Secara umum fungsi pemimpin adalah memudahkan pencapaian tujuan organisasi
Kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam berbasis sekolah. Kepemimpinan juga merupakan salah satu factor yang sangat berperan dalam organisasi, baik buruknya organisasi sering kali sebagian besar tergantung pada factor pemimpin. Faktor penting pemimpin adalah karakter orang yang menjadi pemimpin tersebut . Kepemimpinan adalah adanya suatu proses dalam kepemimpinan untuk memberikan pengaruh secara social kepada orang lain, sehingga orang lain menjalankan suatu proses sebagaimana yang diinginkan oleh pemimpin.
  
    B.   Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari kepemimpinan itu ?
2.      Bagaimana gaya kepemimpinan yang baik itu?
3.      Mengapa kepemiminan dapat meningkatkan kinerja?
   C.  Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetakui Pengertian dari kepemimpinan
2.      Mengetahui gaya kepemimpinan yang baik
3.      Mengetahui  kepemimpinan dapat meningkatkan kinerja
BAB II
ISI
A.    Apa dari pengertian kepemimpinan itu?
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diaragkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Dalam bahasa Arab, kepemimpinan sering diterjemahkan sebagai al-riayah, ai-imarah, al-qiyadah, atau al-zaamah Dalam bahasa Arab, kepemimpinan sering diterjemahkan sebagai al-riayah, ai-imarah, al-qiyadah, atau al-zaamah.
B.     Bagaimana gaya kepemimpinan yang baik itu?
Gaya kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Menurut Thoha (1995) dalam Mulyasa (2004) gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat.Ada tiga pendekatan yaitu pendekatan sifat, pendekatan perilaku dan pendekatan situasional.
C.     Mengapa kepemimpinan dapat meningkatan kinerja?
Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai untuk meningkatkan prokduktivitas kerja demi mencapai tujuan.Dalam kaitannya dengan peranan gaya kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai, perlu dipahami bahwa setiap pemimpin bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik bagi pegawainya, dan dia sendiri berbuat baik.  Pemimpin juga harus menjadi contoh, sabar, dan penuh pengertian.Pemimpin harus memiliki kemampuan yang berkaitan dengan pembinaan disiplin pegawai dan memotivasi.

BAB III
PEMBAHASAN
      A. Pengertian Kepeimpinan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diaragkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Sutisna (1993) dalam Mulyasa (2004:107) merumuskan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha kearah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. Sementara Soepardi (1988) dalam Mulyasa (2004:107) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum, serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam raangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien. Hal tersebut menunjukkan bahwa sedikitnya mencakup tiga hal yang saling berhubungan yaitu adanya pemimpin dan karateristiknya, adanya pengikut, serta adanya situasi kelompok tempat pimpinan dan pengikut berinteraksi.
Dalam bahasa Arab, kepemimpinan sering diterjemahkan sebagai al-riayah, ai-imarah, al-qiyadah, atau al-zaamah. Dalam islam, kepemimpinan begitu penting sehingga mendapat perhatian yang sangat besar. Begitu pentingnya kepemimpinan itu, mengharuskan setiap perkumpulan untuk memiliki pimpinan bahkan perkumpulan dalam jumlah yang kecil sekalipun. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Dari Abu Said dari Abu Hurairah bahwa keduanya berkata, “Apabila tiga orang keluar berpergian, hendaklah mereka menjadikan salah satu sebagai pemimpin”.(HR. Abu Dawud)
Model keberadaan seorang pemimpin sebagaimana terdapat dalam hadis tersebut adalah model pengankatan.  Model ini merupakan model yang paling sederhana karena populasinya hanya tiga orang. jika populasinya banyak, mungkin saja moelnya lebih sempurna karena ada beberapa model perwujudan pemimpin.(Mujamil, 2007:269)
.     B. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah cara yang dipergunnakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Menurut Thoha( 1995 ) dalam Mulyasa (2004:108) Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Dalam hal ini, usaha menselaraskan persepsi di antara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan yang akan dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya.
Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola  perilaku seorang pemimpin yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya,apa yang dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya.Secara teorotis telah banyak dikenal gaya kepemimpinan, namun gaya mana yang terbaik tidak mudah untuk ditentukan. Ada tiga pendekatan utama yaitu :
1.      Pendekatan sifat
Menurut Sutisna (1993) dalam Mulyasa (2004) pendekatan sifat berpendapat bahwa terdapat sifat-sifat tertentu, seperti kekuatan fisik atau keramahan yang esensil, pada kepemimpinan yang efektif. Sifat-sifat pribadi yang tak terpisahkan ini seperti intelegensi, dianggap bisa dialihkan dari satu situasi ke situasi yang lain. Karena tidak semua orang memiliki sifat-sifat ini, hanyalah mereka yang memiliki ini yang bisa dipertimbangkan untuk menempati kedudukan kepemimpinan. Untuk bisa memimpin dengan baik, seotang pemimpin harus mencintai orang-orang yang dipimpinnya. Dalam sebuah hadis Nabi SAW. dinyatakan bahwa “Man la yarham (Al-Hadis), yakni siapa saja yang tidak mencintai orang lain, maka ia tidak akan dicintai oleh orang lain. Jadi seorang pemimpin harus memiliki sifat yang kasih sayang  kepada yang dipimpinnya.(Muhaimin, Suti’ah dan Sugeng, 2009:33)
2.      Pendekatan Perilaku
Studi ini menfokuskan dan mengidentifikasi perilaku yang khas dari pemimpun dalam kegiatannya mempengaruhi orang lain (perilaku). pendekatan perilaku kepemimpinan banyak membahas keefektifan gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh pemimpin.
Pendekatan Perilaku didasari pada keyakinan bahwa pemimpin yang hebat merupakan hasil bentukan bukan dilahirkan. Pada teori behaviorisme teori kepemimpinan berfokus pada tindakan pemimpin bukan pada mental internal. Menurut teori ini, bisa belajar untuk menjadi pemimpin.
3.      Pendekatan Situasional
Pendekatan situasional hampir sama dengan pendekatan perilaku, keduanya menyoroti perilaku kepemimpinan dalam situasi tertentu. Dalam hal ini kepemimpinan merupakan fungsi situasi daripada sebagai kualitas pribadi, dan merupakan suatu kualitas yang timbul karena interaksi orang-orang dalam situasi tertentu.
    C. Kepemimpinan dapat  Meningkatan kinerja
Sejarah pertumbuhan peradaban manusia banyak menunjukkan bukti bahwa salah satu factor yang menentukan keberhasilan dan keberlangsungan organisasi adalah kuat tidaknya kepemimpinan. Kegagalan dan keberhasilan suatu organisasi banyak ditentukan oleh pemimpin karena pemimpin merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan yang akan dicapai. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Siagian (1994:49) dalam Mulyasa (2004:117) arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan yang harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan prasarana yang tersedia. Arah yang dimaksud tertuang dalam strategi dan taktik yang disusun dan dijalankan oleh organisasi bersangkutan. Perumus serta penentu strategi dan taktik adalah pimpinan dalam organisasi tersebut.
Semakin tinggi kepemimpinan yang diduduki oleh seseorang dalam organisasi, nilai dan bobot strategi dari keputusan yang diambilnya semakin besar dan sebaliknya. Terlepas dari keputusan yang diambil, apakah pada kategori strategi, taktis, teknia, atau operasional, semuanya tergolong pada “penentuan arah” dari pelajarang yang hendak ditempuh oleh organisasi.
Banyak hasil studi yang menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang terdapat dalam setiap organisasi merupakan factor yang berhubungan dengan produktivitas dan efektifitas organisasi. Sutermeister (1985:44) dalam Mulyasa(2004) mengemukakan ada beberapa factor determinan terhadap produktivitas kerja antara lai iklim kepemimpinan, tipe kepemimpinan, dan pemimpin dari 33 faktor yang berpengaruh. Sagir mengemukakan enam factor yang turut menentukan tingkat produktivitas, yaitu pendidikan,teknologi, tata nilai, iklim kerja, derejat kesehatan, dan tingkat upah minimal. Dari keenam factor tersebut, yang mendukung prokduktivitas tenaga kerja, secara eksplisit, dalam iklim kerja diuraikan pentingnya kepemimpinan. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai untuk meningkatkan prokduktivitas kerja demi mencapai tujuan.
Dalam kaitannya dengan peranan gaya kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai, perlu dipahami bahwa setiap pemimpin bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik bagi pegawainya, dan dia sendiri berbuat baik.  Pemimpin juga harus menjadi contoh, sabar, dan penuh pengertian. Fungsi pemimpin hendaknya diartikan seperti motto Ki Hadjar Dewantara :ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani(di depan menjadi teladan di tengah membina kemauan, dibelakang menjadi pendorong /memberi daya). pemimpin harus memiliki kemampuan yang berkaitan dengan pembinaan disiplin pegawai dan memotivasi.
BAB IV
PENUTUP
   A. Kesimpulan
            Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diaragkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Dalam bahasa Arab, kepemimpinan sering diterjemahkan sebagai al-riayah, ai-imarah, al-qiyadah, atau al-zaamah Dalam bahasa Arab, kepemimpinan sering diterjemahkan sebagai al-riayah, ai-imarah, al-qiyadah, atau al-zaamah.
            Gaya kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Menurut Thoha (1995) dalam Mulyasa (2004) gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Ada tiga pendekatan yaitu pendekatan sifat, pendekatan perilaku dan pendekatan situasional.
Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai untuk meningkatkan prokduktivitas kerja demi mencapai tujuan. Dalam kaitannya dengan peranan gaya kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai, perlu dipahami bahwa setiap pemimpin bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik bagi pegawainya, dan dia sendiri berbuat baik.  Pemimpin juga harus menjadi contoh, sabar, dan penuh pengertian.Pemimpin harus memiliki kemampuan yang berkaitan dengan pembinaan disiplin pegawai dan memotivasi.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa. 2004. Manajemen berbasis sekolah. Bandung:PT Remaja Rosdakarya     Offset.
Muhaimin, Suti’ah dan Prabowo, Sugeng Listyo. 2009.Manajemen Pendidikan.     Jakarta:Kencana.
Qomar, Mujamil.2007. Manajemen Pendidikan Islam. Malang:Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar