Nama: Eka Lestari
NIM:20130720076
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kepemimpinan
berdiri diatas dasar kepercayaan. Saat kepercayaan rapuh maka pemimpin akan
segera runtuh. Sama halnya dengan sebuah kepemimpinan dalam pendidikan yang
berdiri atas dasar kepercayaan. Maka dari itu hal, yang paling penting ketika
menjadi seorang pemimpin adalah memberikan kepada anggota atau bawahannya,
Karena dengan cara itu, seorang pemimpin akan disegani dan dihormati dalam
sebuah organisasi.
Dapat kita
pahami bahwa untuk menjadi seorang pemimpin dalam dunia pendidikan harus
memiliki karakter atau gaya memimpin
yang pada akhirnya adalah memberikan kepercayaan kepada anggotanya demi
terciptanya tujuan organisasi tersebut. Kesuksesan dan kegagalan suatu
organisasi selalu dihubungkan dengan kepemimpinan. Secara umum fungsi pemimpin
adalah memudahkan pencapaian tujuan organisasi
Kepemimpinan
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam berbasis sekolah. Kepemimpinan
juga merupakan salah satu factor yang sangat berperan dalam organisasi, baik
buruknya organisasi sering kali sebagian besar tergantung pada factor pemimpin.
Faktor penting pemimpin adalah karakter orang yang menjadi pemimpin tersebut .
Kepemimpinan adalah adanya suatu proses dalam kepemimpinan untuk memberikan
pengaruh secara social kepada orang lain, sehingga orang lain menjalankan suatu
proses sebagaimana yang diinginkan oleh pemimpin.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari kepemimpinan itu ?
2. Bagaimana
gaya kepemimpinan yang baik itu?
3. Mengapa
kepemiminan dapat meningkatkan kinerja?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk
mengetakui Pengertian dari kepemimpinan
2. Mengetahui
gaya kepemimpinan yang baik
3.
Mengetahui kepemimpinan dapat meningkatkan kinerja
BAB II
ISI
A. Apa dari pengertian kepemimpinan itu?
Kepemimpinan
dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diaragkan
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Dalam
bahasa Arab, kepemimpinan sering diterjemahkan sebagai al-riayah, ai-imarah,
al-qiyadah, atau al-zaamah Dalam bahasa Arab, kepemimpinan sering
diterjemahkan sebagai al-riayah, ai-imarah, al-qiyadah, atau al-zaamah.
B. Bagaimana
gaya kepemimpinan yang baik itu?
Gaya
kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi para
pengikutnya. Menurut Thoha (1995) dalam Mulyasa (2004) gaya kepemimpinan
merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut
mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat.Ada tiga
pendekatan yaitu pendekatan sifat, pendekatan perilaku dan pendekatan
situasional.
C. Mengapa kepemimpinan dapat meningkatan kinerja?
Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai
untuk meningkatkan prokduktivitas kerja demi mencapai tujuan.Dalam kaitannya
dengan peranan gaya kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai, perlu
dipahami bahwa setiap pemimpin bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik bagi
pegawainya, dan dia sendiri berbuat baik.
Pemimpin juga harus menjadi contoh, sabar, dan penuh pengertian.Pemimpin
harus memiliki kemampuan yang berkaitan dengan pembinaan disiplin pegawai dan
memotivasi.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kepeimpinan
Kepemimpinan
dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diaragkan
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Sutisna (1993) dalam Mulyasa (2004:107) merumuskan kepemimpinan sebagai
proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha kearah
pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. Sementara Soepardi (1988) dalam
Mulyasa (2004:107)
mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi,
memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh,
memerintah, melarang, dan bahkan menghukum, serta membina dengan maksud agar
manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam raangka mencapai tujuan
administrasi secara efektif dan efisien. Hal tersebut menunjukkan bahwa sedikitnya
mencakup tiga hal yang saling berhubungan yaitu adanya pemimpin dan
karateristiknya, adanya pengikut, serta adanya situasi kelompok tempat pimpinan
dan pengikut berinteraksi.
Dalam bahasa Arab, kepemimpinan sering diterjemahkan
sebagai al-riayah, ai-imarah, al-qiyadah, atau al-zaamah. Dalam islam,
kepemimpinan begitu penting sehingga mendapat perhatian yang sangat besar.
Begitu pentingnya kepemimpinan itu, mengharuskan setiap perkumpulan untuk
memiliki pimpinan bahkan perkumpulan dalam jumlah yang kecil sekalipun. Nabi
Muhammad SAW bersabda:
“Dari Abu Said dari Abu Hurairah bahwa keduanya
berkata, “Apabila tiga orang keluar berpergian, hendaklah mereka menjadikan
salah satu sebagai pemimpin”.(HR. Abu Dawud)
Model keberadaan seorang pemimpin sebagaimana terdapat
dalam hadis tersebut adalah model pengankatan.
Model ini merupakan model yang paling sederhana karena populasinya hanya
tiga orang. jika populasinya banyak, mungkin saja moelnya lebih sempurna karena
ada beberapa model perwujudan pemimpin.(Mujamil, 2007:269)
. B. Gaya kepemimpinan
Gaya
kepemimpinan adalah cara yang dipergunnakan pemimpin dalam mempengaruhi para
pengikutnya. Menurut Thoha( 1995 ) dalam Mulyasa (2004:108) Gaya kepemimpinan
merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut
mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Dalam hal ini,
usaha menselaraskan persepsi di antara orang yang akan mempengaruhi perilaku
dengan yang akan dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya.
Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seorang pemimpin yang khas pada saat
mempengaruhi anak buahnya,apa yang dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan, cara
pemimpin bertindak dalam mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya.Secara
teorotis telah banyak dikenal gaya kepemimpinan, namun gaya mana yang terbaik
tidak mudah untuk ditentukan. Ada tiga pendekatan utama yaitu :
1. Pendekatan sifat
Menurut Sutisna (1993) dalam
Mulyasa (2004) pendekatan sifat berpendapat bahwa terdapat sifat-sifat
tertentu, seperti kekuatan fisik atau keramahan yang esensil, pada kepemimpinan
yang efektif. Sifat-sifat pribadi yang tak terpisahkan ini seperti intelegensi,
dianggap bisa dialihkan dari satu situasi ke situasi yang lain. Karena tidak
semua orang memiliki sifat-sifat ini, hanyalah mereka yang memiliki ini yang
bisa dipertimbangkan untuk menempati kedudukan kepemimpinan. Untuk bisa
memimpin dengan baik, seotang pemimpin harus mencintai orang-orang yang
dipimpinnya. Dalam sebuah hadis Nabi SAW. dinyatakan bahwa “Man la yarham (Al-Hadis),
yakni siapa saja yang tidak mencintai orang lain, maka ia tidak akan dicintai
oleh orang lain. Jadi seorang pemimpin harus memiliki sifat yang kasih
sayang kepada yang
dipimpinnya.(Muhaimin, Suti’ah dan Sugeng, 2009:33)
2. Pendekatan Perilaku
Studi ini menfokuskan dan mengidentifikasi perilaku
yang khas dari pemimpun dalam kegiatannya mempengaruhi orang lain (perilaku).
pendekatan perilaku kepemimpinan banyak membahas keefektifan gaya kepemimpinan
yang dijalankan oleh pemimpin.
Pendekatan Perilaku didasari pada keyakinan bahwa
pemimpin yang hebat merupakan hasil bentukan bukan dilahirkan. Pada teori
behaviorisme teori kepemimpinan berfokus pada tindakan pemimpin bukan pada
mental internal. Menurut teori ini, bisa belajar untuk menjadi pemimpin.
3.
Pendekatan
Situasional
Pendekatan
situasional hampir sama dengan pendekatan perilaku, keduanya menyoroti perilaku
kepemimpinan dalam situasi tertentu. Dalam hal ini kepemimpinan merupakan
fungsi situasi daripada sebagai kualitas pribadi, dan merupakan suatu kualitas
yang timbul karena interaksi orang-orang dalam situasi tertentu.
C. Kepemimpinan dapat
Meningkatan kinerja
Sejarah
pertumbuhan peradaban manusia banyak menunjukkan bukti bahwa salah satu factor
yang menentukan keberhasilan dan keberlangsungan organisasi adalah kuat
tidaknya kepemimpinan. Kegagalan dan keberhasilan suatu organisasi banyak
ditentukan oleh pemimpin karena pemimpin merupakan pengendali dan penentu arah
yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan yang akan dicapai. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
Siagian (1994:49) dalam Mulyasa (2004:117) arah yang hendak ditempuh oleh
organisasi menuju tujuan yang harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan
pemanfaatan dari segala sarana dan prasarana yang tersedia. Arah yang dimaksud tertuang dalam
strategi dan taktik yang disusun dan dijalankan oleh organisasi bersangkutan. Perumus serta penentu strategi dan
taktik adalah pimpinan dalam organisasi tersebut.
Semakin tinggi
kepemimpinan yang diduduki oleh seseorang dalam organisasi, nilai dan bobot
strategi dari keputusan yang diambilnya semakin besar dan sebaliknya. Terlepas
dari keputusan yang diambil, apakah pada kategori strategi, taktis, teknia,
atau operasional, semuanya tergolong pada “penentuan arah” dari pelajarang yang
hendak ditempuh oleh organisasi.
Banyak hasil
studi yang menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang terdapat dalam setiap
organisasi merupakan factor yang berhubungan dengan produktivitas dan
efektifitas organisasi. Sutermeister
(1985:44) dalam Mulyasa(2004) mengemukakan ada beberapa factor
determinan terhadap produktivitas kerja antara lai iklim kepemimpinan, tipe
kepemimpinan, dan pemimpin dari 33 faktor yang berpengaruh. Sagir mengemukakan
enam factor yang turut menentukan tingkat produktivitas, yaitu pendidikan,teknologi,
tata nilai, iklim kerja, derejat kesehatan, dan tingkat upah minimal. Dari keenam factor tersebut, yang
mendukung prokduktivitas tenaga kerja, secara eksplisit, dalam iklim kerja
diuraikan pentingnya kepemimpinan. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai untuk
meningkatkan prokduktivitas kerja demi mencapai tujuan.
Dalam kaitannya dengan peranan gaya
kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai, perlu dipahami bahwa setiap
pemimpin bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik bagi pegawainya, dan dia
sendiri berbuat baik. Pemimpin juga
harus menjadi contoh, sabar, dan penuh pengertian. Fungsi pemimpin hendaknya
diartikan seperti motto Ki Hadjar Dewantara :ing ngarsa sung tulada, ing
madya mangun karsa, tut wuri handayani(di depan menjadi teladan di tengah
membina kemauan, dibelakang menjadi pendorong /memberi daya). pemimpin harus
memiliki kemampuan yang berkaitan dengan pembinaan disiplin pegawai dan
memotivasi.
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan dapat
diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diaragkan
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Dalam
bahasa Arab, kepemimpinan sering diterjemahkan sebagai al-riayah, ai-imarah,
al-qiyadah, atau al-zaamah Dalam bahasa Arab, kepemimpinan sering
diterjemahkan sebagai al-riayah, ai-imarah, al-qiyadah, atau al-zaamah.
Gaya
kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi para
pengikutnya. Menurut Thoha (1995) dalam Mulyasa (2004) gaya kepemimpinan
merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut
mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Ada tiga
pendekatan yaitu pendekatan sifat, pendekatan perilaku dan pendekatan situasional.
Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai
untuk meningkatkan prokduktivitas kerja demi mencapai tujuan. Dalam kaitannya
dengan peranan gaya kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai, perlu
dipahami bahwa setiap pemimpin bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik bagi
pegawainya, dan dia sendiri berbuat baik.
Pemimpin
juga harus menjadi contoh, sabar, dan penuh pengertian.Pemimpin harus memiliki
kemampuan yang berkaitan dengan pembinaan disiplin pegawai dan memotivasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyasa. 2004. Manajemen berbasis
sekolah. Bandung:PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Muhaimin, Suti’ah dan Prabowo,
Sugeng Listyo. 2009.Manajemen Pendidikan. Jakarta:Kencana.
Qomar, Mujamil.2007. Manajemen
Pendidikan Islam. Malang:Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar